Short Story About TBM ANANDA Hingga usia 8, Mamak selalu melibatkan saya setiap perlombaan. Baik lomba kelereng, lomba hapal ayat, lomba baca alquran, lomba puisi, dll. Memasuki usia 9, entah malaikat mana yang mengajak saya pindah ke Sidimpuan. Entah mimpi mana yang saya kejar, yang pasti saya ingin lebih dekat kakak, yang sudah lebih dahulu tinggal di Sidimpuan. Bilik WARTEL menjadi saksi, kala rindu pada orangtua teramat menyakitkan. Kami, tinggal di rumah Nenek di Sadabuan, yang dekat dengan sekolah saya SDS Sariputra Padangsidimpuan. Betapa gugupnya saya masuk di sekolah itu. Apalagi, saat memperkenalkan diri di depan teman-teman bermata cipit, berkulit putih. Tahun pertama di sekolah itu, Alhamdulillah saya mendapat harapan III lomba berpuisi se-Padangsidimpuan. Mendapat hadiah 50.000, rasanya cukup berharga dan tak terlupakan. Hingga tamat SMP, alhamdulillah bisa mengajak Ayah naik ke panggung untuk menerima hadiah Ranking I bertahan. Enam tahun yang enggak mudah. Jauh dari oran...