Peran Pemuda Untuk Taman Baca

Sejak pulangnya dari perantauan saya tidak punya teman disini, kecuali orangtua saya sendiri. Saya lebih sering menghabiskan waktu sendiri di rumah. Menulis, menanam mawar, dan lebih banyak tidur. Sangkin lamanya tidur, saya juga tidak menyangka saya bisa terbangun dari lelap itu. 

Sampai akhirnya saya menikah, punya anak, dan saya ingin anak tersebut menjadikan saya sebagai "role modelnya".
Kalau saya tidak memberi contoh yang baik padanya, maka jadilah dirinya seperti itu. 

Melalui TBM ANANDA ini lah kami berjuang sebisa mungkin, agar Taman Baca ini menjadi tempat yang diminati. Kami berjuang membuat tempat ini tidak membosankan. Agar minat baca itu tumbuh sedari anak-anak, khususnya anak saya sendiri. 

Oh ya, Maju atau tidaknya TBM, tidak bisa lepas dari dukungan masyarakat. Khususnya pemuda. Biarlah yang muda yang berkarya. Kenapa pemuda? Ya, karena kondisi fisiknya masih fit, jiwanya masih menggebu, perjalanannya Insya Allah masih panjang. 

Ada Dayu Konanda, pemuda pertama yang mendukung kegiatan di TBM ANANDA. Sedari Agustus 2020.

"Kak, kita bikin lombanya di lapangan aja," katanya waktu itu. 
"Janganlah dek, Kakak malu, hadiahnya masih alakadarnya."
"Gak apa-apa, Kak. Buat seru-seruan aja."

Jujur pada hari itu, saya masih canggung ketika terjun ke masyarakat, melalui diri saya sendiri, tanpa perantara orangtua. 

Hingga hari ini, beliau cukup berjasa menjadi MC di semua kegiatan TBM ANANDA. Dari lomba mewarnai dan cerdas cermat dalam rangka Maulid Nabi, ulangtahun anak kami, dan lomba memasak dalam rangka Hari Ibu. Yang alhamdulillah, semakin berwarna karena kehadiran Santi Ana Dewi sebagai MC. Si gadis mungil yang diandalkan. 

Terimakasih atas jasanya ya adek-adek.. 
Kalau kami belum mampu membalas semua kebaikan kalian, semoga Allah membalasnya dengan cara lain. 

Maju terus! Semangat terus. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Ribu Dua Puluh Dua

CSR Gramedia